Terumbu Karang dan Pendapatan Pemuda Pesisir
Pelatihan Fish Shelter Dalam Rangka Pelestarian Terumbu Karang Guna Peningkatan Pendapatan bagi Pemuda Pesisir
Terumbu Karang dan Pendapatan Pemuda Pesisir. Terumbu karang adalah salah satu ekosistem laut yang sangat penting bagi kehidupan bawah laut. Namun, terumbu karang saat ini menghadapi berbagai ancaman, seperti polusi, perubahan iklim, dan aktivitas manusia yang tidak bertanggung jawab. Untuk menjaga keberlanjutan terumbu karang, perlu adanya upaya pelestarian dan konservasi yang melibatkan masyarakat lokal, termasuk pemuda pesisir.
Pemuda pesisir memiliki peran yang penting dalam pelestarian terumbu karang karena mereka tinggal di dekat pantai dan memiliki pengetahuan tentang kehidupan laut. Salah satu cara untuk melibatkan pemuda pesisir dalam pelestarian terumbu karang adalah dengan memberikan pelatihan mengenai fish shelter.
Apa itu Fish Shelter?
Fish shelter adalah struktur buatan yang berfungsi sebagai tempat perlindungan dan pemijahan ikan. Fish shelter biasanya terbuat dari bahan-bahan alami seperti kayu atau bambu, dan ditempatkan di perairan dekat terumbu karang. Fish shelter ini memberikan tempat perlindungan bagi ikan-ikan kecil dan memberikan kesempatan bagi mereka untuk berkembang biak.
Manfaat Fish Shelter
Pelatihan mengenai fish shelter memberikan manfaat yang signifikan bagi pemuda pesisir dan terumbu karang itu sendiri. Beberapa manfaat dari fish shelter antara lain:
- Pelestarian terumbu karang: Fish shelter membantu dalam menjaga keberlanjutan terumbu karang dengan memberikan tempat perlindungan bagi ikan-ikan kecil yang merupakan bagian penting dari ekosistem terumbu karang.
- Peningkatan jumlah ikan: Fish shelter memberikan tempat aman bagi ikan-ikan kecil untuk berkembang biak, sehingga dapat meningkatkan populasi ikan di perairan sekitar terumbu karang.
- Peningkatan pendapatan: Dengan adanya fish shelter, pemuda pesisir dapat mengembangkan usaha perikanan yang berkelanjutan dan meningkatkan pendapatan mereka. Fish shelter dapat menjadi tempat untuk budidaya ikan-ikan bernilai ekonomis tinggi.
Pelatihan Fish Shelter
Pelatihan mengenai fish shelter dapat dilakukan melalui kerjasama antara pemerintah, lembaga konservasi, dan organisasi non-pemerintah. Pelatihan ini melibatkan pemuda pesisir dalam pembuatan, pemasangan, dan pemeliharaan fish shelter. Beberapa materi pelatihan yang dapat diberikan antara lain:
- Pengenalan tentang terumbu karang dan pentingnya pelestariannya.
- Pengenalan tentang fish shelter dan manfaatnya.
- Teknik pembuatan fish shelter menggunakan bahan-bahan alami yang ramah lingkungan.
- Teknik pemasangan fish shelter di perairan terumbu karang.
- Teknik pemeliharaan dan monitoring fish shelter.
Pelatihan ini tidak hanya memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada pemuda pesisir, tetapi juga memberikan kesempatan untuk mereka terlibat langsung dalam upaya pelestarian terumbu karang. Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan pemuda pesisir dapat menjadi agen perubahan dalam menjaga keberlanjutan terumbu karang dan meningkatkan pendapatan mereka melalui usaha perikanan yang berkelanjutan.
Kesimpulan
Pelatihan mengenai fish shelter merupakan langkah yang penting dalam pelestarian terumbu karang dan peningkatan pendapatan bagi pemuda pesisir. Dengan adanya fish shelter, terumbu karang dapat terjaga dengan baik, populasi ikan dapat meningkat, dan pemuda pesisir dapat mengembangkan usaha perikanan yang berkelanjutan. Dukungan dari pemerintah, lembaga konservasi, dan organisasi non-pemerintah sangatlah penting dalam melaksanakan pelatihan ini. Mari bersama-sama menjaga keberlanjutan terumbu karang dan memberikan peluang yang lebih baik bagi pemuda pesisir.
Terumbu Karang dan Pendapatan Pemuda Pesisir
Rembang, Jawa Tengah– Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda melalui Asisten Deputi Potensi Kemandirian Pemuda menggelar kegiatan Sentra Pemberdayaan Pemuda Berbasis Pemanfaatan Iptek Tahun 2023. (15/12/2023).Kegiatan bertempat di Desa Banggi, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Acara pelatihan dibuka oleh Deputi Bidang Pemberdayaan Pemuda, Asrorun Ni’am Sholeh yang memberikan sambutan sekaligus membuka kegiatan melalui zoom.
Dalam sambutannya, Asrorun, menyampaikan bahwa pelatihan hari ini merupakan kegiatan yang penting sebab dapat menigkatkan kapasitas nelayan muda serta UMKM perikanan tangkap. Peran Kampus pun sangat penting khususnya dalam koordinasi pentahelix, yakni sebagai akselerasi aktivis perikanan tangkap dengan support IPTEK guna menjaga kelestarian sumber daya ikan agar tidak cepat punah.Menutup sambbutannya Deputi Ni’am berharap kegiatan ini memacu pemuda agar dapat mengimplementasikan keterampilannya secara berkelanjutan tentunya didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai.
Terumbu Karang dan Pendapatan Pemuda Pesisir
Asisten Deputi Potensi Kemandirian Pemuda, Tri Winarno dalam laporannya menyampaikan bahwa kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan peran pemuda dalam pemberdayaan pemuda melalui SPP berbasis IPTEK serta dapat memberikan pengetahuan, keterampilan dan pendapatan bagi pemuda. Sebanyak 50 orang peserta hadir secara langsung. Peserta pelatihan merupakan nelayan muda tradisional dan tergabung dalam anggota kelompok nelayan yang berdomisili serta memiliki pangkalan pendaratan ikan di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.
Terumbu Karang dan Pendapatan Pemuda Pesisir
Para nelayan muda tersebut akan mendapatkan pelatihan serta materi dari narasumber yang berkompeten di bidangnya, mulai dari Mustadin, Tim DKBN Kemenpora, Akademisi dari UNDIP yang terdiri dari Dian Wijayanto, Ketua Departemen Perikanan Tangkap; Bogi Budi Jayanto, Sekretaris Program Studi Perikanan Tangkap; Abdul Kohar, Ketua Prodi Studi Perikanan Tangkap S1; Faik Kurohman, Koordinator Laboratorium Departemen Perikanan Tangkap; Kukuh Eko Prihantoko, Dosen Perikanan Tangkap; dan Hendrik Anggi Setyawan, Dosen Gugus Pengendali Mutu. Pelatihan diselenggarakan selama tiga hari dimulai dari hari Rabu-Jumat, 15-17 Desember 2023, di Kawasan Terumbu Karang, Pulau Suwalan, Desa Pasar Banggi, Kab. Rembang, Jawa Tengah .
Jejak Sejarah Kelembagaan Kemenpora dari masa ke masa
Tonggak sejarah kelembagaan yang mengurusi pembangunan kepemudaan dan keolahragaan sebenarnya sudah ada sejak masa awal kemerdekaan Indonesia. Sebagaimana penelusuran tim tentang sejarah pengelolaan kegiatan olahraga dan pemuda oleh negara diketahui pada susunan Kabinet pertama yang dibentuk pada tanggal 19 Agustus 1945. Kabinet yang bersifat presidensial memiliki Kementerian Pengajaran yang dipimpin oleh Menteri Ki Hajar Dewantoro. Kegiatan olahraga dan pendidikan jasmani berada di bawah Menteri Pengajaran. Istilah pendidikan jasmani dipergunakan dalam lingkungan sekolah sedangkan istilah olahraga digunakan untuk kegiatan olahraga di masyarakat yang berupa cabang–cabang olahraga. Usia kabinet pertama yang kurang dari tiga bulan kemudian diganti dengan Kabinet II yang berbentuk parlementer di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Sutan Sjahrir yang dilantik pada tanggal 14 November 1945.
Tangan Kanan Mengepal : Merupakan wujud Tekad, Semangat, Kokoh, Teguh, Kemauan kuat Pemuda untuk menjaga Negara Kesatuan Repubik Indonesia (NKRI) yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta Bhineka Tunggal Ika
Tiga pilar pada tangan mengepal : mempunyai makna ketiga peristiwa sejarah yaitu: Kebangkitan Nasional 1908, Sumpah Pemuda 1928 dan Kemerdekaan Indonesia 1945 yang Pelaku utamanya adalah Pemuda.
Warna Biru : mempunyai makna lambang/simbolik : Keliasan Pandangan dan Pikiran, Smart, Bergerak Maju, Inovatif dan Inspiratif, Kedewasaan, Kematangan, Penguasaan Ilmu Pengetahuan, dan Dinamis